Marine engine

Selamat Belajar Dan Semoga Bermanfaat

Minggu, 17 April 2011

proposal fresh water generator (FWG)

PROPOSAL
Logo PIP 3ANALISIS MENURUNNYA PRODUKSI AIR TAWAR PADA FRESH WATER GENERATOR















OLEH :
ARDIANSYAH AB
NIT : 07. 32. 009

PROGRAM STUDI TEKNIKA
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN (PIP)
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan mahkluk hidup di dunia ini, mengingat pentingnya kebutuhan air tawar di atas kapal  untuk keperluan permesinan misalnya sebagai media pendingin mesin diesel,baik induk maupan bantu serta keperluan crew kapal dan untuk akomodasi ,maka­ dalam penggunaan air tawar perlu di perhitungkan secara efesien dan cermat. Untuk mencukupi kebutuhan, selama dalam pelayaran harus membuat air tawar dalam jumlah yang besar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kapasitas muatan yang di angkut olah kapal,untuk mengatasi kurangnya air tawar, kapal-kapal yang berlayar dalam waktu yang cukup lama maka di lengkapi dengan pesawat bantu seperti Fresh Water Generator  yang berfungsi untuk memproduksi air tawar yaitu dengan memanfaatkan panas dari mesin induk (Main Engine Jacket Fresh Water Cooling) sebagai media pemanas.
Dengan Penggunaan Fresh Water Generator dalam mengubah air laut menjadi air tawar, maka kebutuhan air tawar di atas kapal dapat   di penuhi meskipun kapal berlayar dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mencapai pelabuhan tujuan.
Dalam pengoperasian Fresh Water Generator ini sering mengalami gangguan yang menyebabkan tidak optimalnya beberapa komponen pesawat Fresh Water Generator yang mengakibatkan terjadinya penurunan produksi air tawar di atas kapal, maka perlu di lakukan penanganan terhadap gangguan-gangguan yang timbul pada saat Fresh Water Generator beroprasi dan di dalam pengoprasian ini para ahli mesin kapal yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut untuk tanggap dalam segi keterampilan (skill) dan di tuntut untuk tanggap sedapat mungkin dalam mengambil tindakan agar dapat meningkatkan efisiensi kerja pesawat Fresh Water Generator sehingga dapat mempertahankan hasil produksi air tawar dengan kapasitas mesin tersebut.
Maka berdasarkan permasalahan tersebut penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul”Analisis Menurunnya Produksi Air Tawar Pada Fresh Water Generator”.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis membuat sebuah rumusan masalah yaitu “ Apa yang menyebabkan   produksi fresh water generator menurun ?”


C.    Batasan Masalah
Mengingat sangat luasnya permasalahan yang dapat dikaji dan keterbatasan pengetahuan penulis, penulis membatasi permasalahan pada hal – hal yang menyebabkan menurunnya  produksi fresh water generator yang diakibatkan oleh terjadinya gangguan penyerahan panas pada evaporator .
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal – hal yang menyebabkan menurunnya kapasitas produksi Fresh Water Generator di atas kapal.
2.    Manfaat Penelitian
a) Sebagai bahan masukan bagi para pembaca, khususnya taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar jurusan Teknika tentang prinsip dan cara kerja Fresh Water Generator.
b) Pada saat sebagai Masinis dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada Fresh Water Generator khususnya produksi air tawar.




E.   Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, diduga  penyebab Menurunnya kapasitas produksi air tawar pada fresh water generator di atas kapal diakibatkan oleh Terjadinya gangguan terhadap penyerahan panas akibat kotoran dan kerak-kerak yang menempel pada bagian Evaporator.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.   Pengertian Fresh Water Generator.  

Adapun pengertian yang penulis ketahui tentang Fresh water Generator yaitu pesawat Fresh Water Generator adalah pesawat pembuat air tawar dengan jalan menguapkan air laut didalam penguap (Evaporator) dan uap air laut tersebut di dinginkan dengan cara kondensasi di dalam pesawat Destilasi/kondensor (pengembun), sehingga menghasilkan air kondensasi yang disebut kondensat.

B.   Prinsip Kerja Fresh Water Generator.

Menurut Akbar Yudishtira, prinsip kerja pada Fresh Water Generator dalam menghasilkan air tawar meliputi beberapa proses, yaitu :




1.    Penyerahan Panas

Panas akan mengalir dari bagian cairan yang bersuhu tinggi ke cairan yang bersuhu rendah, besarnya pemindahan panas tergantung dari :
a.    Perbedaan suhu antara bahan yang memberi dan bahan yang menerima panas.
b.    Luas permukaan dimana panas mengalir.
c.    Koefisien penghantar panas dari bahan-bahan yang dilalui panas.
Menurut T.Van Den Veen, Ketel Uap. Kalor adalah suatu bentuk energi, satuan joule (J). Kalor persatuan waktu disebut daya, satuan joule per detik. Kalor dapat diserahkan dengan cara:
1.    Penyerahan kalor dengan cara pengantaran.
           Kalor bergerak dari daerah dengan suhu yang lebih tinggi ke        
daerah yang lebih rendah. Jumlah kalor yang persatuan waktu bergerak melalui suatu bidang sebanding  dengan luas bidang itu dan sebanding dengan penurunan suhu diukur tegak lurus pada bidang tersebut. Jumlah kalor yang diserap atau diserahkan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda itu.
2.    Penyerahan Kalor Dengan Cara Konveksi.
Antara pemberi dan penerima kalor pada umumnya terdapat dinding pemisah. Ini berarti bahwa kalor asap gas harus diserahkan dahulu pada dinding pipa, sesudah itu oleh dinding pipa ditransfer (pengantaran) dan kemudian oleh dinding pipa diserahkan pada media pemanasnya.
ΔT
SCALE
SCALE
D









Apabila dinding terdiri dari lapisan yang lebih banyak maka terdapat penurunan suhu, sehingga lapis-lapis batas ini berbentuk hambatan termis (Rt). Sehinga didapatkan persamaan sebagai berikut :



………………………......................... ( 2.1 )
                                      
                              Rt =

Dimana:

Rt   :    Hambatan termis (K.W -1)
 ∆t  :     Suhu (oC)
 Q   :    Laju Perpindahan Panas ( Joule )
Terdapatnya Arang para atau scale pada Material, akan menyebabkan kerugian kalor, untuk mengetahui hal tersebut berlakulah persamaan sebagai berikut:
                 
    Q  =  atau   Q =    ........................................ ( 2.2 )

Dimana :       
Q = Laju perpindahan panas (Joule)
D = Diameter Material (mm)
T1 = suhu media pemanas
T2 = suhu air laut yang dipanaskan
      ∆t= Selisih Suhu (oC)
Menurut A.N. Pramono, Thermodinamika untuk ahli mesin kapal (hal 15) uraian di atas dapat dibuktikan dengan memakai rumus gabungan hukum Boyle dan hukum Charles
……..................... ( 2.3 )
 
         

Dimana :
P = Tekanan (Kg/cm2)           P1= teknana normal (kg/cm2)
P2= tekanan yang dihasilkan (kg/cm2)
V = Volume (m3)                    V1= volume normal (m3)
 V2= volume yang di hasilkan         (m3)
T = Temperatur (0C)
Dari rumus diatas dapat diketahui bila suatu zat dipanaskan pada volume konstan dan tekanan lebih rendah atau vakum maka zat tersebut titik didihnya akan semakin rendah seperti pada rumus dibawah ini :
…………………............................ ( 2.4 )
 
                                     

 Menurut Edwin Setiawan Nugraha tentang Hukum STEFAN-BOLITZMANN menyatakan bahwa ” energi panas yang dipancarkan oleh radiasi sempurna adalah selaras dengan empat kali tenaga temperature/suhu mutlaknya”.Oleh sebab itu, jika
Q = jumlah energi panas yang dipancarkan,
A = luas permukaan pancaran panas,
t = waktu radiasi, T = suhu mutlak, Maka
….…………............................ ( 2.5 )
                    Q = AtT4 x a.Constant

Nilai Constant tergantung dari satuan yang bekerja, dan untuk satuan  dasar, untuk luas dalam satuan meter persegi ( m2),waktu dalam detik dan suhu mutlak dalam derajat Kelvin, nilai Constanta dalam kilo joule energi panas adalah 5,67 x 10-11 Kj/m2sk4.
……………………... ( 2.6 )
Dengan demikian,jumlah radiasi/pancaran energi panas dari beban panas temperatur mutlak T1 sampai pengamatan pada temperatur Mutlak T2 Adalah :
                     Q = 5,67 X 1011 X At (T14 – T24 ).    
( http://www.scribd.com/doc/10503870/Radiasi-Benda-Hitam). Diakses pada tanggal 22 maret 2011


2.    Penguapan dan Pengembunan

Bila panas diberikan pada cairan dan terus ditambahkan maka suhu cairan akan naik hingga suatu titik yang disebut titik didih dan bila sudah mencapai titik tersebut masih diberikan panas maka cairan akan mendidih dan menguap.
Apabila kemudian uap tersebut dikumpulkan dan diberi pendingin akan terjadi penyerahan panas dari uap ke bahan pendingin dalam suatu proses pengembunan, uap akan kembali menjadi wujud cair.

3.    Pengaruh tekanan terhadap suhu titik didih
Pada tekanan 1 atmosfir air akan medidih pada suhu 1000C, bila tekanan naik maka suhu titik didihnya juga akan naik, demikian sebaliknya. Air pendingin motor induk yang masih tinggi suhunya dimanfaatkan sebagai pemanas Evaporator, karena pada ruangan ini tekanan dikurangi maka dengan suhu 600C air akan mendidih maka terjadilah penguapan yang mengakibatkan kenaikan kadar garam pada sisi air laut yang tidak sempat menguap dalam Evaporator yang disebut gas Brein dan untuk menjaga terjaminnya batas-batas keadaan kadar garam Evaporator dilengkapi dengan ejektor brein untuk membuang kenaikan Brein tersebut, sedangkan kondensat yang terjadi dalam kondensor oleh pompa kondensat dialirkan ke tangki air tawar.

C.   Jenis-Jenis Fresh Water Generator.
Dalam pesawat ini ada beberapa jenis yang digunakan diatas kapal sebagai pembuat air tawar. Adapun yang penulis ketahui dari buku permesinan bantu yang disusun oleh BP3IP tentang Fresh water Generator adalah terdiri dari dua jenis, yaitu :

1.    Fresh Water Generator tekanan tinggi
Tekanan diatas 1 bar, sehingga sesuai dengan sifat-sifat air, penguapan terjadi pada suhu diatas 100OC. Sebagai konsekuensi dari kondisi tersebut maka media penguap dibutuhkan uap (steam). Karenanya,FWG jenis ini membutuhkan keberadaan ketel uap.
Konstruksi evaporator dari jenis ini umumnya menggunakan evaporator jenis  “boiling evaporator”  sementara kondensor yang digunakan dari jenis shell and tube. Kelebihan jenis ini adalah bila terjadi kebocoran, mudah dideteksi, kekurangannya :
1.    Karena memerlukan suhu tinggi, cenderung cepat menghasilkan kerak garam dan mengurangi kinerjanya
2.    Bahaya tekanan lebih, sehingga diperlukan katub keamanan
3.    Perawatan lebih banyak
4.    Memerlukan ketel uap
Dimana uap yang dipakai adalah langsung dari ketel-ketel yang diturunkan menurut kebutuhan sekitar 150 psi.
Banyak kesulitan-kesulitan yang kita temui dalam instalasi tekanan tinggi ini dengan adanya pembentukan kerak-kerak di pipa-pipa. Kerak yang melekat pada pipa-pipa merupakan penghambat hantaran panas sehingga membutuhkan kenaikan tekanan uap serta suhu uap untuk mempertahankan jumlah kapasitas penguapan. Apabila pembentukan kerak ini berkelanjutan maka perlu adanya pembersihan terhadap coil-coil. Dan hal ini tentunya memerlukan perhatian yang serius.

2.    Fresh Water Generator tekanan rendah.
Penguapan dilakukan pada tekanan dibawah 1 bar, dengan demikian suhu yang diperlukan untuk itu tidak perlu tinggi, misalnya dengan vakum 99% hanya dibutuhkan untuk suhu penguapan sekitar 70OC, sehingga tidak memerlukan media penguap yang bersuhu tinggi.
Kebutuhan media penguap yang bersuhu sekitar 50OC dapat dipenuhi dengan memanfaatkan air tawar pendingin yang keluar dari mesin induk yang bersuhu sekitar 60-65OC.
            Keuntungan dari jenis ini adalah antara lain :
a.    Karena suhu rendah maka pengerakan garam relatif lebih rendah, maka penghasilan lebih tinggi
b.    Tidak berbahaya, karena tekanan kurang dari 1 bar
c.    Tidak memerlukan ketel uap
d.    Dengan memanfaatkan panas yang kerugian panas yang hilang ke air pendingin, maka penggunaan jenis ini menambah randemen instalasi kapal.
Kekurangannya :
a.    Memerlukan pompa vakum
b.    Kalau terjadi kebocoran sulit dicari
Sesuai dengan sifat-sifat uap, pengaruh perubahan tekanan terhadap suhu titik didih dipergunakan tipe tekanan rendah dengan menurunkan tekanan dalam evaporator mengunakan pompa vakum sehingga mengakibatkan turunya suhu titik didih, uap atau bahan yang dipergunakan sebagai bahan pemanas hanya memerlukan tekanan rendah. Pemanas yang dipakai bisa jadi bukan uap melainkan air pendingin atau kondensat yang masih mempunyai energi panas untuk keperluan tersebut.

Keuntungan-keuntungan dari system tekanan rendah :
a.            Tidak menuntut adanya ketel dalam hal penyediaan uap apalagi yang bertekanan tinggi.
b.            Suhu rendah dari type ini menjamin kurangnya garam air laut membentuk kerak-kerak yang menempel ke plat-plat.
c.            Sambungan pada pipa-pipa agak ringan, lebih murah, lebih mudah pembuatanya serta perawatanya.
d.            Biaya perawatan serta pengoperasianya lebih hemat.
Kerugian dari system tekanan rendah :
Oleh karena suhu didihnya yang rendah, berarti bakteri dalam cairan belum mati.

D.   Bagian-Bagian Utama Fresh Water Generator
Menurut Akbar Yudishtira , di dalam suatu pesawat Fresh Water Generator terdapat beberapa macam alat bantu yaitu :
1.    Evaporator
Alat ini terletak didalam pesawat Fresh Water Generator bagian bawah dan mempunyai bentuk pipa kecil dimana media pemanas yaitu steam dan air tawar pendingin mesin induk berada di dalam pipa dan air laut sebagai media yang akan dipanaskan berada di luar pipa.
2.    Deflector
Alat ini terletak di atas Evaporator yang berfungsi untuk menahan percikan-percikan air laut yang mendidih sehingga percikan tersebut tidak ikut bersama uap.
3.    Kondensor
Terletak di atas Deflector, bentuknya seperti Cooler yaitu pipa-pipa kecil (spiral) yang didalamnya mengalir air laut yang berfungsi mengubah uap menjadi titik air sehingga menghasilkan air distilasi.
4.    Air Ejektor
Mempunyai bentuk seperti kerucut yang berguna menghisap udara yang berada dalam ruang pemanasan dan di dalam ruang pengembunan untuk di vakumkan sehingga terjadi hampa udara.
5.    Ejektor Pump
Berada di luar pesawat Fresh Water Generator, alat ini berguna untuk memompakan air laut sebagai keperluan dari ejektor udara digunakan untuk proses kevakuman dan menghisap air laut untuk diubah/diproduksi menjadi air tawar.


6.    Distillate Pump
Berguna untuk menghisap air Distillate atau air sulingan yang sudah jadi air kondensor kemudian dipompakan ke tangki-tangki air tawar.

E.    Gangguan yang timbul pada bagian-bagian Fresh Water)
  1. Terjadinya penyempitan aliran dalam ejector
Ejector merupakan pesawat yang dipergunakan untuk memindahkan udara atau gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan dari tempat vacuum. Dimana air yang tertekan dialirkan melalui sebuah nozzle yang ada dalam ejector dan mengakibatkan air yang keluar dari nozzle mempunyai kecepatan besar sehingga udara serta gas-gas yang tidak dapat dikondensasikan dari tempat vacuum dalam semburan air yang berkecepatan tinggi, air yang digunakan disini adalah air laut dimana air laut itu masih mengandung kotoran-kotoran yang terhisap oleh pompa sehingga bila dibiarkan secara terus-menerus akan mempersempit atiran pada ejector, ini jelas berpengaruh terhadap kevacuman didalam ruang. Ejector akan bekerja pada saat tekanan airnya tinggi, maka dengan rendahnya tekanan air yang masuk pada ejector sangat mempengaruhi produksi air tawar. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya ejector dilepas dan direndam dalam larutan kimia untuk beberapa saat lamanya, dan bilas dengan air tawar lalu bersihkan sisa-sisa kotoran pada ejector tersebut.
  1. Pengaruh Pompa Ejector
Produksi air tawar yang menurun dapat juga diakibatkan oleh pompa ejector, ini disebabkan oleh tekanan pompa ejector yang turun, maka kecepatan air yang dialirkan berkurang, dalam usahanya menghisap udara ke evaporator dan kondensor akan berkurang sehingga pelaksanaan pemakuman tidak dapat dicapai dengan baik. Beberapa hal yang sering terjadi yaitu kebocoran remis packing sehingga memertukan penggantia dengan yang baru serta pembersihan saringan air laut.
  1. Kebocoran / kotornya kondensor
Kondensor adalah alat untuk mengubah bentuk uap menjadi bentuk cair (air) dengan proses kondensasi dalam kondensor dengan menggunakan air laut sebagai media pendingin. Pada kondensor ini sering terjadi atau timbul kotoran yang diakibatkan oleh air laut itu sendiri yang dapat menimbulkan kerak-kerak pada saluran kondensor sehingga dapat menghambat proses kondensasi, bila dibiarkan terus-menerus dapat menimbulkan kebocoran.
Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya dilaksanakan pembersihan setiap 6 bulan sekali kalau perlu dilaksanakan penggantia zink.
  1. Turunnya Suhu Air Pendingin Motor Induk
Yang penting dalam proses penguapan air yaitu tekanan dan temperatur. Untuk proses penguapan air akan lebih cepat apabila tekanan diturunkan dan temperatur panas dunaikkan.
Untuk mengatasi turunnya suhu air pendingin motor induk yang masuk ke evaporator dapat dilaksanakan dengan mengatur pembukaan kran masuk maupun keluar pada evaporator sampai penghasilan air tawar yang terlihat pada gelas duga sudah normal. Tapi secara hati-hati sebab dapat berpengaruh terhadap air pendingin yang masuk kedalam motor induk.pada saat olah gerak distillate harus dimatikan karena air pendingin motor induk suhunya berubah-ubah sehingga uap yang terbentukpun tidak sempurna.
  1. Menurunnya produksi Fresh Water Generator
Penyebab menurunnya produksi air tawar diketahui oleh tergangunya system antara lain;
a.    Terdapat kerak-kerak dibagian luar pipa evaporator sehingga penyerahan panas tidak sempuma
Pada pipa-pipa pemanas sering sekali terjadi pembentukan kerak-kerak yang terjadi diiuar pipa yaitu pada sisi air laut, air laut akan mendidih dan menguap diiuar sisi air pemanas dan mengakibatkan air laut banyak yang menempel pada pipa-pipa tersebut lama-kelamaan akan timbul kerak-kerak dibagian luar pipa dan akan menyebabkan berkurangnya kemampuan evaporator untuk menghasilkan uap.
b.    Terjadinya Over Load
Terjadinya over load pada motor sehngga motor berhenti bekerja akibat beban berlebihan sehingga kegiatan supply air laut terhenti.
c.    Terdapat Udara dalam Sistem
Udara masuk pada bagian hisap pompa sehingga dapat menghambat sirkulasi air akibat adanya udara sebagai penghalang.


F.   Proses Menjalankan dan Menghentikan Fresh Water Generator.
Menurut Akbar Yudishtira, bahwa Fresh Water Generator dijalankan pada saat kapal Full Away, sebab pada saat olah gerak temperatur air pendingin mesin induk dan steam selalu berubah-ubah. Adapun proses menjalankan Fresh Water Generator sebagai berikut :
a.    Buka kran tekan dari Ejector Pump.
b.    Buka kran isap dari Ejektor pump.
c.    Buka kran Supply air laut.
d.    Jalankan Ejector Pump.
e.    Fresh Water Generator telah mencapai Vacuum.
f.     Buka kran masuk Feed Water (air laut).
g.    Buka kran keluar untuk pemanas (air tawar).
h.    Buka kran masuk untuk pemanas (air tawar).
i.      Buka kran air laut keluar kondensor.
j.      Buka kran air laut masuk kondensor.
k.    Biarkan beberapa saat untuk memproduksi, setelah itu
l.      Jalankan pompa Distillate Plant.
m.  Buka kran cerat (jangan buka penuh)
n.    Hidupkan Salinity Meter/Alarm.
o.    Putar perlahan-lahan indicator, air garam menuju batas maximum 2 ppm. Bila terjadi alarm turunkan indicator sampai lampu alarm mati dan lakukan untuk mencapai harga air garam 2 ppm.
p.    Bila sudah mencapai 2 ppm, tutup kran Destilate Pump, catat angka yang tertera di Flow Meter air dan catat pula waktunya pada saat itu.
q.    Selesai.



Proses menghentikan Fresh Water Generator pada saat setengah jam lagi kapal akan olah gerak (stand by) yaitu sebagai berikut:
a.    Tutup kran sebelum Flow Meter catat angka yang tertera pada saat itu matikan pompa destilate plant.
b.    Tutup kran pemanas masuk dan keluar Evaporator.
c.    Tutup kran pendingin masuk dan keluar kondensor.
d.    Tutup kran Supply air laut.
e.    Matikan pompa ejektor.
f.     Tutup kran isap dan tekan air laut.
g.    Selesai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian ini adalah pada saat penulis melaksanakan praktek laut di atas kapal.
B.   Metode Pengumpulan Data
Pada penulisan skripsi ini, penulis melakukan proses pengumpulan data, dengan menggunakan metode pengunpulan data sebagai berikut :
1.    Metode Observasi
Yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang dilakukan selama penulis melaksanakan praktek laut di kapal.
2.    Metode Pustaka (Library Research)
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan cara melakukan kajian terhadap berbagai sumber literatur maupun buku-buku referensi yang terkait dengan substansi pembahasan permasalahan pada skripsi.
C.   Jenis dan Sumber Data
1.   Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu data kualitatif,yang diperoleh melalui bentuk variable berupa informasi sekitar pembahasan baik secara lisan maupun tulisan.
2.   Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam proses penyelesaian penulisan skripsi adalah
a.    Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara faktual terhadap beberapa fenomena substansi penelitian yang terjadi pada objek penelitian.
b.    Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperuntukkan guna mendukung data-data primer dalam menjelaskan substansi penelitian. Data jenis ini diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan seperti, buku-buku referensi, materi/jurnal/ handout perkuliahan dan manual book peralatan yang terdapat di atas kapal.

D.   Metode Analisis
Data penulisan ini metode yang digunakan penulis untuk menganalisa data yang ada dalam skripsi ini, adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah teknik analisis yang digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di atas kapal mengenai perawatan pada system instalasi fresh water generator berdasarkan atas pengamatan dan pandangan penulis dengan melihat data-data yang ada.
Dengan menggunakan teknik analisis yang ada, penulis berharap agar menghasilkan pemecahan masalah yang baik dalam penyusunan skripsi ini.



1 komentar:

  1. It is very good blog.I am also looking for this from a long time.Many people like to visit here.I have seen many things over here.It is very good.

    Marine Surveyor

    BalasHapus